Sejarah
Kosmetik: Dari Ritual Kuno ke Industri Global
Kosmetik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari
kehidupan manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Dari simbol status hingga alat
ekspresi diri, kosmetik mengalami transformasi luar biasa seiring berjalannya
zaman. Artikel ini menelusuri jejak panjang sejarah kosmetik, dari peradaban
kuno hingga menjadi industri global seperti saat ini.
1. Awal Mula di Peradaban Kuno
Jejak penggunaan kosmetik dapat ditemukan sejak 3000
SM di Mesir Kuno. Masyarakat Mesir tidak hanya menganggap kosmetik sebagai alat
untuk mempercantik diri, tetapi juga sebagai bagian dari praktik spiritual dan
kepercayaan. Ratu Cleopatra, dikenal karena rutinitas kecantikan yang rumit,
termasuk menggunakan kohl untuk mempertegas matanya campuran serbuk timbal dan
jelaga hitam.
Kohl
(eyeliner
hitam) digunakan untuk melindungi mata dari silau matahari dan juga diyakini
memiliki kekuatan magis untuk menangkal roh jahat. Henna dipakai untuk mewarnai rambut, kuku, dan telapak tangan.
Wanita bangsawan mandi dengan susu dan madu, serta
memakai minyak wangi dari bunga lotus dan resin pohon.
Di Tiongkok dan India, ramuan herbal dan minyak
esensial digunakan sebagai perawatan kulit dan rambut. Tradisi Ayurveda di
India memanfaatkan bahan-bahan alami untuk kesehatan dan kecantikan. Sementara
itu, wanita di Tiongkok menggunakan bedak beras dan pewarna bibir dari sari
tanaman.
2. Yunani dan Romawi: Kecantikan sebagai Refleksi Status
Kosmetik mulai menjadi simbol status dan estetika,
tetapi juga memicu perdebatan moral. Bangsa Yunani dan Romawi juga memanfaatkan
kosmetik, tetapi dengan fokus yang berbeda. Di Yunani, kulit pucat dianggap
ideal, menandakan status tinggi karena menunjukkan seseorang tidak bekerja di
bawah terik matahari. Mereka menggunakan kapur atau timah putih untuk
memutihkan wajah dan jus anggur sebagai perona pipi. Di Romawi, kosmetik
digunakan oleh pria dan wanita. Mereka mengenal berbagai produk seperti krim
anti-kerut, parfum, minyak zitun,pewarna rambut dan pewarna kuku dari henna.
Namun, ada beberapa kalangan memandang kosmetik
secara negatif. Beberapa filsuf Yunani seperti Plato dan Aristoteles mengecam
penggunaan kosmetik karena dianggap menutupi keaslian diri.
3. Abad Pertengahan dan Renaisans: Simbol Keanggunan dan Kesalehan
Selama Abad Pertengahan, pengaruh Gereja Katolik
membuat kosmetik dianggap sebagai sesuatu yang dangkal dan bahkan berdosa atau
menyestkan, terutama jika digunakan untuk menarik perhatian lawan jenis. Namun,
praktik mempercantik diri tetap berlangsung diam-diam menyembunikan praktik
rias wajah di balik “perawatan kesehatan”, terutama di kalangan bangsawan.
Mereka menggunakan bahan seperti timah putih atau cuka untuk memutihkan kulit.
Pada era Renaisans hingga Abad ke-18, standar
kecantikan berubah lagi. Kulit putih pucat kembali menjadi tren dan seni,
dipandang sebagai lambang kemurnian dan status tinggi. Sayangnya, banyak wanita
menggunakan bahan berbahaya seperti merkuri dan timbal putih yang justru
merusak kulit dalam jangka panjang.
Di Prancis, kosmetik menjadi bagian dari kehidupan
istana. Louis XV (raja prancis ) dan kaum bangsawan pria pun memakai bedak dan
pewarna pipi.
Namun, pada abad ke-18, muncul kritik bahwa kosmetik
menyamarkan wajah asli dan melemahkan moralitas.
4. Revolusi Industri Abad ke-19 : Kosmetik untuk Masyarakat Umum
Memasuki abad ke-19 dan 20, revolusi industri
membawa perubahan besar dalam dunia kosmetik. Produksi massal memungkinkan
kosmetik dijual secara luas dan terjangkau. Munculnya merek-merek besar seperti
L'Oréal (1909), Max Factor (1909), dan Maybelline (1915) merevolusi pasar.
Pada tahun 1920-an, gaya flapper menjadi simbol
pembebasan perempuan. Lipstik merah cerah dan eyeliner tebal menjadi tren. Tahun
1950-an dan 60-an memperkenalkan ikon kecantikan seperti Marilyn Monroe dan
Audrey Hepburn, yang memperkuat pengaruh budaya pop dalam dunia kosmetik.
Di era Victoria, makeup terang dianggap vulgar.
Wanita hanya memakai bedak halus dan lip balm dengan bahan alami.
5. Kosmetik Modern Abad ke-20 : Antara Inovasi dan Kesadaran Etika
Perubahan dramatis terjadi di abad ke-20:
1920-an: Era Liberasi Wanita
Setelah Perang Dunia I, wanita mulai bekerja dan
menuntut kebebasan. Makeup mencolok (lipstik merah, alis tipis) menjadi simbol
kebebasan (flapper).
Muncul brand besar seperti Max Factor, Maybelline,
dan Revlon.
1950–1980-an: Pengaruh Media dan Selebriti
Ikon seperti Marilyn Monroe dan Audrey Hepburn
membentuk tren.
Makeup menjadi lebih personal dan ekspresif.
Iklan di majalah dan televisi mempengaruhi standar
kecantikan secara global.
6. Abad ke-21: Kecantikan Inklusif dan Teknologi Kosmetik
1. Teknologi & Inovasi
Hadirnya BB cream, cushion foundation, skincare
berbasis DNA dan AI.
Produk semakin diformulasikan untuk berbagai jenis
kulit dan iklim.
2. Kesadaran Etis dan Lingkungan
Munculnya gerakan clean beauty, cruelty-free, dan
vegan makeup.
Konsumen menuntut transparansi bahan dan
keberlanjutan kemasan.
0 Comments:
Posting Komentar